Hari libur setelah mengalami weekdays yang cukup sibuk merupakan kenikmatan sendiri untuk orang-orang yang menghindari rutinitas yang ada dan lebih memilih untuk mengambil napas sejenak; beristirahat di rumah. Oversleep mungkin menjadi pilihan beberapa orang dalam mengisi waktu libur mereka yang singkat ini. Balas dendam akan padatnya waktu kerja sehingga harus bangun pagi serta pulang malam memperbesar kemungkinan terjadinya fenomena alamiah ini. Kemalasan antar weekdays pun melanda para masyarakat terutama kemalasan mahasiswa serta pekerja kantoran.
Kemajuan teknologi banyak berkontribusi sebagai enhancer dalam kemalasan ini. Untuk beberapa waktu, kadang faktor kemajuan teknologi ini membentuk fungsi eksponensial, yang berakibat peningkatan kemalasan yang pesat setiap weekendnya. Fungsi ini pun kadang berpengaruh juga tidak hanya tingkat kualitas kemalasannya saja, tapi juga frekuensi terjadinya kemalasan tersebut. Probabilitas kemalasan itu meningkat dari 2/7 menjadi 3/7 atau bahkan lebih.
Melihat bagaimana masyarakat kedepannya, maka tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat dapat bertambah malas seiring dengan waktu. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi yang semakin lama semakin menarik mata. Kondisi yang cukup pelik ini membuat saya teringat akan film Surrogates tahun 2009 karya Jonathan Mostow mengenai surrogates; robot pengganti menyerupai manusia yang digerakkan oleh manusia untuk menjalankan tugas dari pribadi yang menggerakkannya.
Dalam film ini, terlihat bahwa ketergantungan masyarakat terhadap teknologi membuat mereka malas untuk bergerak hingga membuat tubuh mereka lemah karena jarangnya tubuh mereka dipakai untuk bergerak. Tak hanya itu, di akhir film pun tampak bahwa masyarakat yang akhirnya terbebas dari surrogates mereka ketakutan serta kebingungan karena kembalinya mereka menjalani hidup tanpa adanya bantuan surrogates.
Dinamisnya hidup akan membawa orang-orang yang bermalas-malasan menuju kebingungan bahkan ketakutan. Hal ini dikarenakan mereka lebih suka mengisolirkan diri di dalam rumah untuk menghabiskan waktu beristirahat dibandingkan mengamati perubahan lingkungan yang ada sehingga pada akhirnya kita dapat survive dalam menjalani hidup. Walau kesannya penghabisan waktu weekend dengan berleha-leha terkesan sepele, namun every big things start with a small step dimana bermalas-malasan di kasur bisa jadi mengantarkan kita ke catastrophe yang besar. Manajemen waktu untuk weekend pun harus bisa sebaik mungkin agar kita dapat menikmati hidup kita to the fullest.
No comments:
Post a Comment