Sunday, May 18, 2014

Bahagia

Bahagia, kalo didefinisikan sama banyak orang, pasti jawabannya berbeda-beda. Sama kaya gw ketika memandang bahagia itu kaya apa. Bahagia sendiri menurut gw adalah ketika gw merasa tidak stress karena gw tau ketika gw stress, gw ngga ngerasa bahagia. Hal ini gw aplikasiin ketika gw melihat orang seperti itu. Stress sendiri gw menilai dari ketidakpuasan atau kekecewaan yang memuncak terhadap suatu hal. Ketidakpuasan atau kekecewaan ini bisa bermacam-macam. Gw mengambil contoh teman gw, sebut aja si A. Si A ini memiliki ambisi untuk mendapat posisi ketua dalam suatu kegiatan di himpunan yang gw masuki. Namun si A tidak bisa mencapai posisi ketua dikarenakan dukungan temannya yang sedikit. Kekecewaan terhadap teman-temannya yang ngga mendukung dia membuat gw mengecap dia sedang stress. Lalu, sesuai definisi awal yang gw sebutkan, gw bisa menyimpulkan dia tidak bahagia. Sedihnya lg, tidak hanya gw yang mengecap seperti itu, tapi angkatan gw juga yang akhirnya terciptalah label "pundung".

Bicara tentang bahagia melalui definisi awal gw, agak sulit sepertinya untuk mendapatkan kebahagiaan secara permanen. Ada saatnya pasti kita semua ngerasain kecewa terhadap suatu kondisi. Hal-hal yang membuat kita kecewa tentunya sulit terelakkan. Ketika gw mendapatkan nilai yang ngga bagus di kuliah gw, gw merasa gw ngga bahagia. Ketika gw sakit dan kecewa gw ngga bisa nongkrong bareng temen-temen gw, gw merasa gw ngga bahagia. Bahkan sampai hal sepele seperti gw kecewa dengan perlakuan teman dekat gw, gw merasa ngga bahagia. Kalau bisa dibilang, bahagia dari perspektif gw adalah bahagia yang standarnya terlalu tinggi.

Tapi, gw tau bahwa gw punya pilihan untuk itu semua. Gw punya pilihan untuk tidak kecewa dengan keadaan yang ada. Gw punya pilihan untuk bangkit setelah termakan dengan kekecewaan gw menumpuk. Gw punya pilihan untuk mengejar kebahagiaan untuk gw sendiri. Gw punya kebebasan untuk mencari pelarian dari kekecewaan yang ada. Berdasarkan buku yang gw baca, bahagia itu tanggung jawab gw karena kebahagiaan itu merupakan sebab dari pikiran gw sendiri. Reaksi dari kondisi yang ada merupakan buah dari pikiran kita. Nah, dari pikiran ini kita bisa gampang untuk me overcome kekecewaan itu. Kalo kata pak Abraham Lincoln, "Most folks are as happy as they make up their minds to be" yang artinya orang tuh bisa bahagia kalo mereka sendiri berpikir untuk bahagia.

Kalo bisa gw simpulin, bahagia itu adalah cause and effect. Apa tindakan kita terhadap satu kondisi yang mengecewakan akan menghasilkan kebahagiaan yang nihil atau nyata. Semua bergantung kepada pikiran kita. Apakah kita mau tersenyum dengan kondisi yang ada atau menangis atas kejadian yang menimpa kita itu adalah sebuah pilihan. Pilihan yang menentukan seberapa berharganya hidup kita dari perspektif kita.




1 comment:

  1. nice job irfan rafi (y) your writing feels so light now hehe they're free now

    ReplyDelete